Malang, 10 Maret 2020
Teringat delapan bulan yang lalu, ketika aku mengajak pangeranku megikuti istighosah di masjid agung ponpes Al Rifa'ie 2. Rasa haru menyelimuti perasaanku, bangga ketika melihat semua santriwan dan santriwati fasih melantunkan istighosah, dipimpin Kyai. Hati kecilku berkata, seandainya pangeranku mau menimba ilmu alangkah indahnya. Seuntai doa terlantun, semoga ananda diberikan hidayah. Pukul 10.00 rangkaian istighosah selesai, diakhiri dengan nasehat Kyai. Rasanya damai mendengar tausiyah beliau untuk para santrinya.
Aku berjalan menuruni tangga masjid, Ku lihat pangeranku sedang menunggu di depan masjid, wajahnya tampak berseri - seri.
"Gimana Le?" tanyaku. Tampak dia tersenyum.
"Kayaknya nyantri keren, Buk" jawabnya pasti.
Ya Allah.....sulit kugambarkan perasaanku saat itu.
Hari yang dinanti tiba, pangeranku mengikuti semua tahapan test masuk dengan wajah ceria.
"Alhamdulillah, semoga aku lulus ya, Buk" ucapnya dengan wajah berseri- seri. Aku mengangguk sambil menjawab "Aamiin".
Bulan Februari 2019, pengumuman santri yang diterima telah tertempel, yah...segera ku cari nama pangeranku. Alhamdulillah, serangkaian ucapan syukur terlantun, pangeranku telah diterima di Pondok peantren Al Rifa'ie 2.
Tanggal 20 Juni 2019, pangeranku kuantar dengan berjuta harapan ke pondol Al Rifa'ie 2.Wajahnya tampak bersemangat mengawali harinya di pondok pesantren.
Kuantarkan pangeranku di kamarnya, tempat meniti ilmu selama 3 tahun ke depan. sembari berdo'a semoga dia tidak berubah pikiran. Dia duduk sambil bercanda tawa bersama putriku (adiknya). Pukul 12 siang semua berpamitan pulang, kecuali aku dan suamiku, kami masih duduk di samping pangeranku, sembari memandang wajahnya yang mulai baper. Tampak mata yang mulai berair.
"Ibuk, jangan nangis, nanti aku akan ikut nangis" ucapnya sambil berusaha menahan airmata yang hendak jatuh.
Aku hanya tersenyum, "Nak, ibu menitipkan sampeyan untuk jadi anak yang sholeh. Ibu hanya berdoa, Ya Rabb, ku titipkan putraku dalam perlindunganMu. Sabar ya Nak, insyaallah semuanya berkah"
Pangeranku menangis lirih. Kekhawatiran terpancar dari wajahnya.
"Aku nggak tahu harus apa, buk" ucapnya lirih.
"Ibuk, pulang saja, nanti aku tambah nangis"
Aku mengangguk dan berpamitan, sambil salim dia berkata"Buk, doakan aku, doakan ilmuku barokah" sambil tersenyum yang dipaksakan.
Ada rasa ingin menangis, tapi aku harus menjadi motivator pangeranku. Aku tidak boleh menangis, kangen, atau mengingat - ingat, pangeranku ke pondok untuk mencari ilmu. Wejangan Kyai,"
putro putri penjenengan dititipaken ke pondok untuk mencari ilmu, monggo diikhlasaken".
Setiap sambang, banyak sekali kejutan yang kudapat, perubahan prilaku positif yang cukup signifikan,kemampuan mengaji, sopan santun, dan tentunya pengetahuan agama yang bertambah.
Kini hampir 9 bulan, pangeranku belajar di pondok, dia mengalami metamorfosis, lebih besar, ganteng, agamis, dan santun.
Ada beberapa catatan yang bisa kuambil pelajaran:
-
Janganlah memaksa orang untuk melakukan hal yang tidak disukainya, itu namanya dzalim.
- SANTRI itu Santuy.
- Mensyukuri apa yang diberikan ALLAH, dan menikmati apa yang kita miliki."
-SANTRI itu santun, amanah, nakal yang positif, tirakat, rajin, dan Istiqomah.
(Rahma)
"MONDOK ITU KEREN"
#ponpes alrifa'ie 2, Gondanglegi, Kab. Malang.